Tak hanya menghibur, musik juga memegang peranan penting sebagai pendongkrak kecerdasan anak. Kecerdasan bukan sekadar kemampuan mengolah angka atau pandai berhitung. Menurut Howard Gardner, Ph.D., pakar psikologi dari Amerika Serikat, kecerdasan anak mencakup banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari.
Ada sembilan macam kecerdasan pada anak, yaitu kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan kinestetik (gerakan), kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial.
Salah satu dari sembilan kecerdasan anak tersebut, menurut Howard Gardner adalah kecerdasan musikal. Kecerdasan ini meliputi kepekaan tinggi terhadap nada, cepat menghafal irama dan lagu, dan senang bernyanyi.
Kecerdasan musikal dapat diasah dengan cara mengajari anak bermain alat musik dan mengajak bernyanyi. Lewat latihan yang diajarkan, nantinya si anak mampu menganalisis nada hingga menciptakan lagu.
Kecerdasan musikl merupakan salah satu bagian dari teori kecerdasan (multiple intelligence) yang diperkenalkan oleh Howard Gardner. Setiap anak memiliki kecerdasan musik dan gaya belajar yang berbeda-beda.
Melansir International Montessori, kita bisa mengetahui bahwa si anak memiliki bakat musik bila ia menunjukkan ciri-ciri seperti senang bernyanyi dan bermain alat musik, aktif mendengarkan musik, mengenali pola dan nada musik dengan mudah, pandai mengingat lagu dan melodi, memiliki pemahaman yang luas tentang struktur musik antara ritme dan nada.
Selain itu, anak juga mampu mengingat hal-hal yang berkaitan dengan suara, memiliki suara yang bagus sehingga dapat bernyanyi dengan nada yang tepat, dan menikmati bernyanyi bersama dalam membentuk harmoni.
Bila anak kita memiliki salah satu atau lebih dari ciri-ciri di atas, bisa jadi ia memiliki bakat musik. Tugas kita sebagai orang tua adalah mengasah dan mengembangkan bakat anak tersebut.