Semua orang pernah sangat mencintai seseorang dan mungkin tidak ingin melupakannya.Seperti yang dirasakan oleh Ian, basis Luvia band kala itu. Namun meskipun waktu itu dirinya seolah bertepuk sebelah tangan, namun tidak dirundung kesedihan.Dan salah satu personel Luvia Band ini tetap tidak ingin menghilangkan perasaannya.
“Bagi saya cinta itu rezeki dari Tuhan yang seharusnya dinikmati saat merasakannya, jadi kenapa harus dihilangkan perasaan itu?” ungkap Ian, Senin (2/10/2023).
Rasa cinta itu indah dan bagi Ian, menikmatinya dengan caranya tanpa melukai atau mengganggunya.
“Saya waktu itu hanya mendo’akannya dari jauh, dan itulah cara untuk mencintainya,” jelas Ian.
Baginya, rasa cinta itu bukan suatu kesalahan. Walau cinta kepada orang yang salah, tetapi akan jadi salah jika cinta itu justru menyusahkan kita dan merepotkannya. Tapi bagi Ian tidak segampang itu membolak balikkkan hati. Ia justru sering berdoa agar rasa rindu tidak menyiksanya, tapi menenangkannya.
“Tidak boleh ada namanya tersiksa rindu tapi ubah menjadi menikmati rindu,” ujarnya.
Kisah Cinta di Single “Orang Yang Salah”
Kadang saat itu memang kita belum bisa melepaskannya karena belum menemukan orang yang tepat untuk menggantikan posisinya di hati.Selagi menunggu orang yang tepat datang ke kehidupan kita nikmati saja dulu rasa cinta dan rindu itu tanpa mengganggunya.
Ketika kita cinta kepada orang yang salah, Ian berharap agar suatu masa akan dengan ikhlas melepaskannya.Sebab, bertemu seseorang yang jauh lebih baik dari dia, akan mengobati rasa luka. Karena Ian sendiri waktu itu pernah mengalami masa-masa sulit.
Dimana “Orang Yang Salah” itu sempat ia memblokirnya. Tapi dengan ikhlas diblokir, Ian merasa membuatnya sedikit lebih “tenang”, dan tidak apa-apa.
“Biarkan saja, bukankah jika kita cinta seseorang yang kita inginkan adalah kebahagiaannya? Maka kita berikan “ketenangan” itu dengan menerima dan tidak mempertanyakan ‘kenapa’?”
Cinta itu tidak memalukan, karena tidak ada hubungannya dengan harga diri. Menurutnya, semua orang merasakannya dan kita beruntung karena menjadi salah satunya.
“Yang terpenting adalah sikap kita dalam menyikapi rasa itu,” tegasnya, berdewasa. [KimSadewa]
Mau tau berita lainnya, klik di sini