Duo Anggrek menjalani latihan perdana bersama Badai di Bro Studio, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023) kemarin.
Duo Anggrek yang beranggotakan Devay dan Putri rencananya tampil dalam perayaan 25 tahun karir Badai bertajuk “Tak Lekang Oleh Waktu” di GKJ Jakarta pada 25 Januari 2024.
Badai dan Duo Anggrek menggarap single “:SUMO (Susah Move On)”, dengan aransemen yang dikolaborasikan ke dalam musik etnik gambang kromong Betawi. Lagu tersebut adalah satu-satunya karya cipta dangdut Badai yang dinyanyikan Duo Anggrek.
Menurut Badai, ini kolaborasi pertama dirinya dengan penyanyi dangdut. Badai mengatakan bahwa untuk membawakan lagu ciptaannya sendiri, yang juga lagu dangdut satu-satunya yang pernah ia ciptakan dalam 25 tahun karirnya di blantika musik.
“Dalam sejarah industri musik, ini yang pertama kali ada,” ungkap Badai, didampingi Putri dan Devay, personil Duo Anggrek.
Badai mengaku, kesulitannya cuma mencari tuning antara vocal Duo Anggrek dengan gambang kromong Betawi.
Pada saat latihan kemarin, menurut Badai suara Putri dan Devay tidak ada kendala. Penampilan mereka juga oke. Mereka dengan cepat bisa menyesuaikan.
Ketika di mix and match, dangdutnya justru semakin terasa. karena Badai menggabungkan musik etnik tradisional dan modern.
“Ini mungkin kita mempunyai persiapan di acara konser Badai, tapi deg degan karena menjadi dangdut pertama,” ujar Putri.
Devay dan Putri memang merasakan sesuatu yang berbeda di aransemen lagu “SUMO”
Badai malah bertanya, bagaimana rasanya dengan Devay dan Putri apakah merasakan sesuatu yang lain selama latihan tersebut.
“Karena setelah konser ini lagu ‘SUMO’ akan sering dibawakan secara off air,” ceplos Devay.
Devay dan Putri memang merasakan sesuatu yang berbeda di aransemen lagu “SUMO” yang dikolaborasikan dengan musik ektnik tradisional Gambang Kromong.
“Beda sih, ada unsur betawi-betawinya, ada dancedhut, dan remix, sudah ngga sabar menuju hari konser, ujar Devay
“Pokoknya berbeda banget dengan paduan kendangnya juga beda,” tambah Putri.
Andaikan ada penambahan jajaran ‘strings’, bisa dibilang aransemen ini sudah layak disebut konser “Orkhestra”.
Namun Badai membantah, karena tanpa ada strings insamble, ia tetap menyebutnya sebagai konser musik orkes semata.
“Tapi yang akurasain tadi memang ini terasa berbeda wave nya. Aku selama ini menciptakan lagu pop ballade ya, trus tiba tiba menciptain lagu dangdut sumo satu satunya dan dibawain oleh duo anggrek,” paparnya.
Ketika lagu “SUMO” tersebut dikombinasikan dengan aransemen baru, pasti tanpa bisa dipungkiri, rasanya sangat sangat berbeda.
“Ya mudah-mudahan habis ini job job dangdut lebih ramai, dan saya dikenal sebagai komposers, bukan sebagai kendangers atau krecekers,” canda Badai.
Dan yang terpenting vibrasinya tersampaikan, Badai merasa begitu karena mereka (Duo Anggrek) yang membawakannya secara asyik.
“Semoga Duo dangdut ini akan menjadi penerus yang terbaik di NAGASWARA,” harap Badai. [KimSadewa]
Mau tau berita lainnya, klik di sini