Akhir tahun 80 an dan 90 an menjadi masa-masa kejayaan lagu-lagu “Slow Rock Malaysia” di Indonesia. Fenomena ini dimulai sejak band rock Search asal Malaysia mengedarkan album perdana mereka bertitel “Fenomena” tahun 1989.
First single “Isabella” di abum tersebut langsung meracuni pasar musik Slow Rock Malaysia yang kemudian bergeser ke Indonesia. Dalam waktu relatif singkat, kaset “Isabella” “meledak” di pasaran industri musik tanah air.
Berdasarkan data, saat itu album yang berisikan first single “Isabella” laku 200 ribu kaset di Malaysia dan Singapura. Sementara di Indonesia diperkirakan laku 600 ribu kaset selama kurun waktu 4 bulan sejak dirilis September 1989. Angka-angka yang fantastik saat itu!
Itulah awal pertama musik “Slow Rock Malaysia” berekspansi ke Indonesia. Setelah band rock Search mempeloporinya, kemudian “demam” musik “Slow Rock Malaysia” melanda Indonesia, dimana banyak grup band asal Malaysia dengan genre sejenis mengedarkan album kasetnya di wilayah NKRI.
Di antaranya ada XPDC, EXIST, SLAM, IKLIM, UK’S, WINGS, KRIS, dan SPOON. Grup-grup band asal Malaysia ini juga berhasil mencuri hati penggemar musik Indonesia lagu lagu-lagu mereka.
Banyak penyanyi dan grup musik Indonesia yang kemudian mengikuti fenomena “Slow Rock Malaysia” tadi. Setidaknya, mereka ikut merilis lagu-lagu dengan genre musik yang mendekati. Di antaranya Poppy Mercury, Inka Christie dan dua penyanyi yang kini sudah almarhum, yaitu Deddy Dores dan Nike Ardilla.
Genre musik “Sow Rock Malaysia” itu adalah musik identitas, karena punya karakter dan khas yang kuat. Dari dulu hingga kini kita bisa langsung dengan mudah memverifikasinya. Suka atau tidak suka, genre “Slow Rock Malaysia” sudah jadi fenomenal di Indonesia.
Saat ini, genre “Slow Rock Malaysia” terus bereinkarnasi lewat penyanyi-penyanyi kalangan Gen Z di Indonesia. Tak bisa dipungkiri lagu-lagu ala “Slow Rock Malaysia” masih digandrungi masyarakat di second city.
RK