Nama Doel Sumbang tak hanya milik generasi era 80 dan 90 an. Penyanyi asal Badung, Jawa Barat itu juga kini populer di kalangan Gen Z. Lagu-lagu Doel Sumbang dengan lirik bahasa Sunda viral di TikTok.
Akibatnya, Doel Sumbang mengaku menerima ratusan undangan manggung dalam rentang waktu dua minggu. Siapa yang mengundang dia? Siapa lagi kalau bukan anak-anak SMP dan SMA yang rata-rata seangkatan cucunya.
“Dalam 43 tahun karir saya baru ngalamin sekarang di tahun 2024, dalam 2 minggu menerima 103 undangan pertunjukan. Gak ada yang dijalanin, jadwalnya bentrok semua. Tapi animonya sebegitu gede. Bukan jumlah undangannya yang banyak saja, yang ngundang itu perpisahan SMP dan acara-acara SMA,” cerita Doel Sumbang dalam podcast Dewa Budjana, belum lama ini.
Dari tahun ke tahun, lagu-lagu lama milik penyanyi yang bergelar “The King of Pop Sunda” itu viral di TikTok. Sebelum single lamanya yang berjudul “Teteh” viral, dua single lain milik Doel Sumbang yakni “Runtah” dan “Ai” sudah terlebih dulu berseliweran di TikTok.
“Wah nggak nyangka, nggak kepikir sama sekali karena kita kan juga gak aktif di situ (medsos). Jadi yang kasih tahu lagu kita ramai di TikTok itu teman. ‘Runtah’ ramai banget, tiba-tiba ‘Teteh” dan ‘Ai’. Oh ya, udah,” katanya merendah.
Soal lagu-lagunya yang viral itu, Doel Sumbang tentu saja sangat bersyukur. Sebenarnya, tiga lagunya itu pernah meledak saat dirilis pada medio 90 an. Jika sekarang viral, lelaki berusia 61 tahun menyebut bahwa tangan Tuhan tengah bekerja untuk dirinya.
Bersyukur dengan Pemberian Tuhan
“Saya narik kesimpulan, oh ya ada yang bekerja untuk ini, Tuhan. Saya hanya bisa mensyukuri. Kita nggak bisa berbangga diri apalagi jumawa. Ya bersyukur, Tuhan membuktikan bahwa Tuhan bekerja dan lagu yang kita nggak nyangka justru tiba-tiba naik,” ujarnya.
Ketika mulai berkarir, Doel Sumbang banyak melahirkan lagu dengan lirik-lirik jenaka dan nakal. Alasan itu pula yang membuat produser memebrinya nama panggung “Doel Sumbang” sebagai ganti nama aslinya Wachyoe Affandi.
Doel Sumbang mulai berkomitmen menelurkan lagu-lagu dengan lirik bahasa Sunda pada akhir tahun 80 an. Single pertama bahasa Sunda yang ia buat adalah “Iteung Minta Kawin” yang dinyanyikan Paramitha Rusadi bersama mendiang Kang Ibing.
“Target kita dari dulu kan bagaimana anak muda tidak lupa bahasa daerah. Musik pop, tapi liriknya berbahasa Sunda,” lanjut rekan duet Nini Carlina di lagu “Kalau Bulan Bisa Ngomong” itu.
Ia tidak menyangka, perubahan jaman yang menghadirkan media sosial, justru memudahkan Gen Z menerima lagu-lagu lamanya dengan lirik berbahasa Sunda. Penampilan terakhir Doel Sumbang di “Synchronize Festival” 2023 mendapat sambutan luar biasa.
“Yang dulu kita pikiri lagu Sunda hanya di kalangan orang dewasa, sekarang udah pindah ke orang muda. Malah dari hasil survey kita terakhir, yang paling gila (lagu-lagu Sunda) Doel Sumbang itu Gen Z Jakarta, bukan Bandung,” ujarnya. (A3)