Site icon diberitain.com

Wali Band Tak Memungkiri Makin Religius di Lagu-lagunya

Wali Band Tak Memungkiri Makin Religius di Lagu-lagunya

Wali Band Tak Memungkiri Makin Religius di Lagu-lagunya

Tak ada yang memungkiri bahwa Wali band semakin banyak melahirkan lagu-lagu dengan tema ke-Tuhana-an. Padahal, sejak awal kemunculan mereka, Wali justru membuat lagu-lagu dengan lirik terkait percintaan antara manusia.

Menurut Apoy, gitaris sekaligus pencipta lagu-lagu Wali, awalnya ia dan rekan-rekannya memang membuat lagu yang menggambarkan perasaan keseharian mereka. Pada era tersebut, kebanyakan lahir lagu-lagu Wali yang bertema percintaan.

“Memang benar, awal-awal kami mencoba memp-present kepada masayarakat tentang visi kami, tentang perasaan cinta, perasaan kangen rindu, sakit hati dan seterusnya terkait dengan yang saat itu kami rasakan,” ungkap Apoy di basecamp Wali di daerah Tangerang, Banten, belum lama ini.

Pada momen-momen tersebut, lanjut Apoy, Wali kemudian melahirkan antara lain lagu “Cari Jodoh” dan “Baik Baik Sayang”. Saat itu, keinginan para personil Wali memang ingin merepresentasikan harapan agar orang yang mereka cintai baik-baik saja.

“Saat itu kami benar-benar ingin orang yang kami cintai dan kasihi itu tetap baik-baik saja, baik-baik ya sayangku. Kemudian disusul dengan ‘Doaku Untukmu Sayang’ masih bertema sayang. Kemudian ada ‘Kekasih Halal’, saking kami ingin menghalalkan seseorang untuk menjadi istri,” lanjut pemilik nama Haji Aan Kurnia itu.

Pribadi Dewasa

Seiring waktu berjalan, Wali yang beranggotakan Apoy (gitar), Faank (vokal), Ovie (keyboard) dan Tomi (drum) juga ikut tumbuh sebagai pribadi-pribadi dewasa. Dasarnya, mereka memang lahir dari kalangan pesantren yang memegang teguh nilai-nilai agama.

“Dengan segala kontemplasi atau bahasa kami muhasabah, kami berada di industri ini, berada di perhelatan musik Indonesia yang pernah kami jalani apakah itu show ataupun recording, akhirnya kami pun berusaha untuk tidak membohongi apa yang kami rasakan,” imbuh Apoy.

Usia yang makin berkurang, Apoy dan rekan-rekannya menyadari jalan makin dekat kepada Tuhan. Mereka tidak tahu sampai kapan diri mereka akan ada dan Wali terus eksis. Oleh karenanya, sebisa mungkin mereka makin menebalkan syiar agama lewat musik atau sinetron.

“Makin ke sini, sebenarnya kami tidak mau berakhir hidup kami berakhir dengan su’ul khotimah atau dengan keadaan yang tidak baik. Kami pengin yang baik-baik saja, yang jelas Allah terima kami di surganya. Itu yang kami rasakan. Kami ingin lebih menebalkan cinta kami kepada Allah,” tutup musisi kelahiran 8 Maret 1979 itu.(A3)

 

Mau tau berita lainnya, klik di sini 

Exit mobile version