Site icon diberitain.com

Perjuangan Ocha Dadido Menaklukkan Gitar

Perjuangan Ocha Dadido Menaklukkan Gitar

Jakarta, Berawal dari suka musik saat duduk di kelas 1 SMP Sandikta, Bekasi, Jawa Barat, Ocha Dadido akhirnya lebih menekuni diri sebagai pemain gitar.

Menurut pria kelahiran Jakarta, 26 Agustus 1988, ketika masih duduk di bangku SMP itu, ia mulai ikut ikutan ngeband, meskipun belum bisa bermain musik.

“Tapi lama-lama tertarik, kelas 2 SMP, mulai belajar gitar, dan minta dibeliin orang tua gitar akustik seharga 100 ribuan,” ungkap pemilik zodiak Virgo ini, kepada NAGASWARA News baru-baru ini.

Awal-awal belajar bermain gitar memang tidak gampang. Sempat didera rasa malas, ditambah awal bermain gitar, jemari tangan terasa sakit dan kapalan.

“Meskipun tangan sakit, tapi karena lingkungan di rumah, temen-temen suka musik semua, jadi tetap semangat,” ujarnya.

“Awal belajar gitar 3 bulan tangan sakit, salah satu alasan orang malas belajar gitar ya itu, tapi kalau sudah melewati masa-masa itu, ya enak sih,” imbuhnya.

Setelah duduk di bangku SMA, Ocha mulai ngeband dan bergabung sama para pecinta musik di daerah Ujung Aspal, Pondok Gede, Jakarta Timur.

“Kebetulan tinggal di situ, emang suka musik semua, jadi kebawa pengen belajar,” tegas anak pertama dari dua bersaudara ini.

Perjuangan Ocha menaklukkan gitar, akhirnya membuahkan hasil yang cukup lumayan. Ia pun mulai dipercaya teman-temannya dan diajak manggung untuk pertama kalinya.

“Pertama manggung waktu acara pensi sekolah, waktu itu kalau ngga salah, pensi di SMP, kebetulan ada perpisahan kelas tiga, kami sempat latihan dan sewa studio latihan,” terang Ocha.

Proses awal-awal manggung juga ada suka dukanya. Ocha mengaku sempat disorakin teman dan penonton. “Ya psti ada suka dukanya, awal awal disorakin, karena salah cord atau part, pas latihan ngga komunikasi sama temen,” ungkapnya.

Namun karena jam terbang semakin tinggi, dan Ocha mudah bergaul di dunia musik, mentalnya pun terbentuk.

“Tampil di panggung harus punya mental baja, sering manggung di pensi-pensi lalu kenal sama anak dadido hingga sekarang,” tutur pria yang juga bekerja di sebuah perusahaan swasta ini.

“Waktu itu Grey punya materi, tidak punya personel, lalu ajak kita-kita untuk bergabung di Dadido,” tambah alumni SMA 7 Bekasi, Jawa Barat itu. [KimSadewa]

Mau tau berita lainnya, baca disini

Exit mobile version