Site icon diberitain.com

Mr. Ho, Jakarta Kota Jutaan Harapan

Mr. Ho, Jakarta Kota Jutaan Harapan

Mr. Ho, Jakarta Kota Jutaan Harapan

Jakarta, Jakarta merayakan usianya yang ke-493 pada Senin (22/6/2020) ini. Di mata Mr. Ho, musisi jalanan yang lebih dari 7 tahun berada di jalanan Jakarta, kota yang dibebaskan Fatahillah dari Portugis pada 22 Juni 1527 itu tak ubahnya mesin mimpi.

Impian sama pula yang membawa Ho dari kampung halamannya di Purworejo, Jawa Tengah ke Jakarta tahun 1989 untuk mengadu nasib. Lebih dari 30 tahun mengenal Jakarta, Ho tetap menganggap ibukota Indonesia itu sebagai kota jutaan harapan. Lantas apa harapan Ho yang belum terwujud di Jakarta?

“Jakarta bagi gue bagaikan mesin impian dalam mewujudkan mimpi jadi kenyataan. Hanya saja, Jakarta hari ini masih sama dengan Jakarta kemarin bagi gue. Karena jujur, belum sampai mewudkan gue jadi musisi dengan bayaran termahai,” kata Mr. Ho saat dihubungi NAGASWARA News, Senin (22/6/2020).

Selepas SMA di Jakarta tahun 1993, Ho sempat bekerja di Makassar, Sulawesi Selatan. Tahun 1999, lelaki berambut gimbal itu kembali ke Jakarta dan mulai mengejar impiannya sebagai penyanyi dengan menjadi pengamen jalanan. Pahit getir jalanan Jakarta sudah dirasakan Ho.

Siapa mengira, sutradara film asal Kanada, Daniel Ziv, kemudian tertarik memasang Ho dan dua rekannya yang lain untuk jadi pemeran utama film dokumenter berjudul “JALANAN”. Film itu digarap selama 7 tahun dengan mengikuti kisah kehidupan Ho dan teman-temannya musisi jalanan secara nyata.

“Alhamdulillah, kami anak-anak jalanan Jakarta bisa menghasilkan karya seni. Film ini meraih ‘Busan International Film Festival (BIFF) tahun 2013 di Korea Selatan sebagai film dokumenter terbaik,” tambah Ho yang kini menelurkan lagu-lagu berirama reggae bersama NAGASWARA.

Hingga kini, Ho masih terus mengejar impiannya di Jakarta. Dia tetap percaya, Jakarta punya harapan besar bagi para musisi yang mau berkarya dan ingin maju. Ho berharap, selepas masa-masa sulit wabah corona (Covid-19), ia dapat kembali meneruskan karya-karya musiknya di Jakarta.

“Gue hijrah ke Jakarta, dulunya ingin sukses. Dalam prosesnya, ternyata menuju sukses diperlukan banyak hal, termasuk doa dan air mata. Makanya wajar kalau Jakarta disebut sebagai kota jutaan harapan”, terang penyanyi lagu “NKRI Bersatu” itu. NSM/(BBM)

Mau tau berita lainnya, baca disini

Exit mobile version