Istilah-istilah di dunia musik terkadang membingungkan. Namun secara realitas, istilah-istilah itu memang benar adanya, dan tidak pernah ditemui di bangku sekolah. Di antara istilah dalam dunia musik yang saya maksud adalah seperti judul di atas.
Nah, yang dimaksud dari judul di atas itu seakan-akan “telinga itu punya mulut untuk makan”. Padahal, secara panca indera manusia, fungsi telinga untuk mendengar dan telinga untuk mendengar. Bukan sebaliknya.
Istilah ini sering digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung di circle musik. Seperti music director radio, bagian promosi di label musik, bagian A & R atau Artis dan Repertoar. Penerimaan sebuah lagu di telinga, diibaratkan “telinga memakan lagu”.
Selain itu, istilah ini sering kali digunakan para pewarta musik dalam menilai suatu lagu baru. Biasanya mereka ini mendengar sambil menulis pemberitaan artis musik dan single terbaru yang di rilis atau dilaunching oleh label musik.
Kalau menurut saya, istilah ini digunakan olah para produser atau eksekutif produser di perusahaan label musik zaman itu, untuk memberikan penilaian sebuah lagu yang diciptakan musisi untuk selanjutnya diperdengarkan kepada “bos label”.
Saat itu setelah mendengarkan, biasanya bos label akan berkomentar positif dan negatif. Lebih kurang komennya seperti ini “Wah, komersil nih lagu, bisa hits dan dimakan telinga”.
Salam No Music No Life !