Site icon diberitain.com

Emansipasi Organik dalam Industri Musik

Tanggal 21 April kemarin diperingati sebagai Hari Kartini. Perayaan tersebut sangat lekat dengan gerakan tentang emansipasi wanita. Hari Kartini dan emansipasi sudah menjadi satu dalam ingatan kita.

Emansipasi adalah persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, persamaan hak yang dimaksud adalah persamaan hak antara wanita dengan pria.

Rubrik RK kali ini saya akan membahas mengenai emansipasi di industri musik tanah air, terutama artis musik wanita di Indonesia.

Sejak saya mendirikan NAGASWARA, eksistensi penyanyi atau grup musik wanita sudah saya berlakukan sama haknya dengan artis musik pria.

Saat ini di Indonesia bisa diklaim untuk musik bergenre dangdut lebih banyak wanita dibanding pria. Artinya di industri musik dangdut, emansipasi itu lebih banyak dirasakan. Sementara di genre musik lain, masih berimbang.

Di bagian lain, dari sisi penikmat atau penonton musik, wanita lebih banyak dibanding pria. Saya berpikir, mungkin perasaan wanita lebih tajam dalam menginterpretasi lirik pada lagu.

Biasanya jika sebuah lagu disuka banyak wanita, maka lagu tersebut akan hits di masyarakat.

Maka banyak pencipta lagu yang memperhatikan hal ini, mereka selalu bikin lirik lagu yang harus menyentuh perasaan hati. Ini berlaku di semua genre musik, termasuk musik bergere rock.

Makanya setelah mendengar lagu, pasti ada komen: “gokil liriknya” atau “dahsyat liriknya”.

Demikianlah emansipasi yang terjadi di industri musik Indonesia versi saya, berdasarkan pengalaman organik di dunia musik.

 

Salam No Music No Life!

 

RK

Exit mobile version